PENGGALAN DARI NOVEL :
THE WARRIORS 48 : Series 2
[AFTER DARK]
Writed by :
Aruvian_Di
......
Sore
itu di sudut pantai Pantai Losari, Makassar, orang-orang berkumpul dan
bercengkrama dengan kerabatnya menikmati suasana santai akhir pekan. Di bawah langit merah hiruk pikuk masyarakat
yang memadati tepian pantai untuk menyaksikan salah satu momen terindah ciptaan
yang maha kuasa, menyaksikan bagaimana
pelita bumi bergerak ke ufuk barat untuk segera digantikan oleh sang dewi
malam. Seorang pemuda duduk di teras pembatas pantai menatap ke arah laut
sembari membaca buku. Dengan perawakan tinggi dan mengenakan kaos hitam berlogo
Purgatory Mogerz ia tampak cuek dengan keramaian sekitarnya.
Tak lama berselang ponselnya berbunyi, sebuah pesan singkat masuk.
“Ok
Bro, gw udah fix tanggalnya. Kabarin lagi aja ya.”Pesan
singkat tersebut datang dari sahabatnya yang tinggal berbeda pulau. Mereka akan
bertemu di suatu tempat dalam waktu dekat ini.
Ia mengetik pesan balasan dengan singkat
“Ok”. Tak lama kemudian pesan singkat
lainnya datang
“Gw
udah mulai libur minggu depan, bisa diaturlah.”
Pesan tersebut datang dari sahabatnya yang lain. Kali ini dari dia yang tinggal
satu pulau, namun berbeda kota. Mamuju.
Dalam
hati rasanya sudah tidak sabar untuk bisa bertemu lagi dengan mereka berdua.
Sudah dua tahun lamanya, ya kira-kira sudah lewat dua tahun sejak terakhir kali
mereka bertemu, dan juga mengalami kejadian itu. Memori kelam yang menyakitkan
dan akan terus mereka kenang selamanya. Walaupun begitu menyakitkan mereka
dalam waktu dekat ini akan kembali lagi ke tampat itu, tempat dimana semua
memori indah dan kelam yang mereka alami 2 tahun lalu.
......
***
.........
Ruangan
itu berukuran tidak terlalu besar, hanya ada meja persegi di tengah ruangan
dengan penerangan sebuah lampu jenis bohemian di langit-langitnya dan sebuah
lambang pentagram raksasa berwarna merah darah mencolok tepat di belakang pria
bertudung itu duduk. Pria itu kini melepas tudungnya, kini terlihat wajahnya
secara jelas. Perawakan yang sangat dingin dengan tatapan mata tajam, kepala
botak dan potongan kumis yang menyatu dengan janggutnya. Penampilannya itu
mengingatkan akan sosok seorang penganut paganisme bernama Alleister Crowley
yang pernah hidup di awal abad 20. Ia menatap mereka yang hadi di dalam ruangan
itu satu per satu dengan tatapan tajam, seolah seperti ular yang hendak
mencengkram mangsanya.
Ia
lalu beralih pada seorang pemuda gondrong, berkaos metal hitam bergambar salah
satu band metal internasional, dengan mengenakan kalung bintang segi enam di
lehernya. “Bagaimana denganmu ha? Rencana konsermu itu? Apakah itu cukup
menjanjikan seperti yang kau gembar gemborkan?”
Pemuda berkaos metal yang dimaksud itu
kemudian hanya menyeringai dan menjawab dengan mantap.
“Tidak ada masalah ketua. Pengikut band
kami semakin banyak, dari konser bawah tanah hingga gig yang cukup besar.
Simbol-simbol kami sudah bertebaran dimana-mana, di event sebulan lagi kami
akan membaur dengan semua elemen yang terlibat. Tidak akan ada yang menyadari,
pada saat itu akan kami umumkan kebangkitan.”
“Kau yakin itu
bisa berhasil begitu saja? Itu bukanlah event biasa yang hanya dihadiri pengikut
kalian saja. Akan ada banyak penggemar dari genre lain yang akan datang”
“Memang benar. Justru disitulah intinya
ketua. Itu akan jadi kesempatan bagus untuk menyebarkan paham kita di kalangan
remaja yang masih labil itu. Rencana dari kami adalah untuk menjadikan salah
satu pengisi acara sebagai media inisiasi sekaligus tumbal kita. Ini akan
menjadi seperti penampilan RollingStone, Led Zepellin ataupun Beatles di
Woodstock 70 tahun lalu”
“Dan siapakah mereka, pengisi acara yang
kau maksud?”
“Mereka adalah Idol group, JKT 48”
......
***
......
Di
langit sana hujan gerimis sedang turun membasahi semua elemen di bumi. Tanah,
batu, aspal jalanan, semuanya basah tampak segar menerima karuniaNYA. Sementara
udara dingin yang menggigit membuat semua orang memilih tinggal di peraduannya
masing-masing. Waktu hampir menunjukkan pukul 22.00, dari sebuah ruangan kecil
di sebuah rumah yang terlihat sederhana namun memiliki halaman yang asri dengan
pepohonan beserta tanaman lainnya terdengar alunan suara dari sebuah lagu yang
sedang diputar di kamar itu. Tak beberapa lama terdengar sebuah ketukan di
pintu.
“Assallamualaikum...”
terdengar suara orang mengucapkan salam.
“Siapa yang
datang berkunjung malam-malam begini?” Pikir pemuda itu dalam hati, ia pun
beranjak turun dan harus rela menuliskan ide-ide selanjutnya tertunda.
“Wa’alaikumsalam.” Ia membukakan pintu dan
mendapati seorang gadis berambut pendek dengan warna kecoklatan dan mengenakan
sweater berwarna putih salju. Ah, bukan, dia bukanlah penampakan makhluk halus,
walaupun wajahnya yang sangat halus akan menimbulkan getaran bagi siapa pun
yang memandangya. Gadis itu orang yang sudah sangat dikenalnya. Tangannya
tampak penuh memegang sebuah bejana nasi berukuran besar yang ditutupi tudung.
Aroma bumbu rempah-rempah dan asap menyembul keluar dari dalamnya.
“Kakak..Aku bawakan makan malam, dari
tadi sore kan hujan terus kakak pasti belum makan kan?” Ia Berkata sembari
menyerahkan bejana itu ke tangan pemuda di depannya.
“Repot-repot segala. Aku gak laper kok,
tadi sore juga sudah makan banyak. Malam gak makan lagi juga gak apa-apa”
“Eh, gak boleh nolak pemberian orang.
Itu nasi goreng buatanku sendiri lho. Aku tau kakak pasti mau kerja sampai
begadang lagi. Makanya aku buatkan sekalian kalau tengah malam nanti kakak mau
makan lagi, Oh iya Furu senpai, juga pasti sudah laper kan?”
“Dia sudah tidur sejak habis sholat Isya
tadi. Kalo udah kena udara dingin begini sih langsung KO dia”
“Hihi. Iya ya.” perempuan itu tertawa
renyah, sedap sekali memandangnya.
“Oh iya , kakak gambar buatanku sudah
hampir jadi. Besok kakak mau lihat kan?”
“Iya, waktu sore ya. Paginya aku mau
pergi”
“Ok.. kalau begitu aku pulang dulu.
Dimakan ya kak. Assallamualaikum”
“Iya.. Terima kasih ya. Pasti dimakanan
kok. Wa’alaikumsalam”
Gadis itu setengah berlari menembus
gerimis hujan keluar dari pekarangan rumah menuju jalan. Hujan yang turun
menjadi semakin deras berpadu dengan udara malam yang dingin.
***
(NB : Penasaran dengan kelanjutannya? Tunggu tanggal
rilis versi full novelnya ya ^^ Domo Arigatou)
0 komentar:
Posting Komentar